dia merasa sakit ketika mengingatnya
dia merasa rindu ketika melupakannya
dia muak untuk melihat wajahnya kembali
tapi dia rindu untuk membelai rambutnya
dia sangat teramat rindu untuk berada disampingnya
dia sangat ingin melupakannya teramat sangat
tapi itu mustahil
karena dia terlalu menyayanginya
dia terlalu mencintainya
dia tak peduli telah tersakiti
dia tak pernah menghiraukan itu
bak bintang yang redup
itulah hidupnya kini
penuh dengan rasa yang dulu pernah ia jalani
kini dia seperti kaluar dari lintasan hidupnya
keluar dari permainan hidup
dia bagai seekor burung yang tak tau jalan mana yang harus ia tempuh
apakah dia harus tetap mengepakan sayapnya dikala badai menghadang
ataukah dia harus menyerah dan terhempas ke dalam badai kemunafikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar